Selasa, 03 September 2013

Laporan Penurunan Titik Beku



LAPORAN HASIL PRAKTIKUM
PENURUNAN TITIK BEKU LARUTAN


Description: Logo of SMANSAGA.png



















Disusun oleh:
1.      Angger Deli Asmoro
2.      Arum Ayu Murdhaningsih
3.      Dwi Setiawan
4.      Gesti Verdayanti
5.      I Made Artha Adi Darma
6.      Windi Kurnia





SMA NEGERI 1 KOTAGAJAH
T.P. 2013/2014







Penurunan Titik Beku

I.            Tujuan
a. Menentukan titik beku larutan serta faktor yang mempengaruhinya
b. Membandingkan larutan non elektrolit dan elektrolit
II.            Landasan Teori
Titik beku suatu cairan adalah suhu ketika tekanan uap cairan itu sama dengan tekanan uap dalam keadaan padat. Dada pembekuan suatu larutan, yang mengalami pembekuan adalah hanya pelarutnya saja, sedangkan zat terlarut tidak ikut membeku.
Adanya zat terlarut mengakibatkan suatu pelarut semakin sulit membeku, akibatnya titik beku larutan akan lebih rendah dibandingkan dengan titik beku pelarut murninya. Selisih antara titik beku larutan dengan titik beku pelarut murninya disebut penurunan titik beku larutan.
Percobaan-percobaan juga menunjukkan bahwa penurunan titik beku tidak bergantung kepada jenis zat terlarut, tetapi hanya bergantung pada konsentrasi larutan. Untuk larutan encer, penurunan titik beku sebanding dengan kemolalan larutan (Non elektrolit).
Tetapan penurunan titik beku molal adalah nilai penurunan titik beku jika konsentrasi larutan sebesar satu molal.

Elektrolit è∆T= Kf x m x i



III.            Alat dan Bahan
a.      Alat
Neraca
Gelas kimia 250 ml
Silinder ukur
Pengaduk kaca
Sendok
Termometer
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi

b.      Bahan
Air suling
Es tawar
Urea CO(NH2)2
Garam dapur (NaCl)









IV.            Cara Kerja

1.      Larutan-larutan dibuat dengan menggunakn 10 ml air untuk setiap larutan :
Larutan 1 : 0,30 gram urea
Larutan 2 : 0,60 gram urea
Larutan 3 : 0,2925 gram garam dapur
Larutan 4 : 0,585 gram gram garam dapur

2.       Butiran-butiran es kecil dimasukkan ke dalam gelas kimia sampai kira-kira tiga perempatnya dan 8 sendok makan garam dapur ditambahkan, kemudian diaduk (campuran ini adalah campuran pendingin)
3.      Tabung reaksi diisi dengan air setinggi ±3 cm. tabung tersebut dimasukkan ke dalam campuran pendingin, dan diaduk dengan pengaduk naik turun sampai air membeku seluruhnya.
4.      Tabung reaksi diangkat, kemudian diganti dengan termometer dan suhu diukur saat kesetimbangan cair dan es.
5.      Langkah 3 dan 4 diulangi dengan larutan-larutan yang dibuat pada langkah 1 sebagai pengganti air.

V.            Hasil dan Analisis

4.1. Hasil Percobaan

No
Zat terlarut
Titik beku
Perbedaan Titik Beku
Rumus
Massa
Mol
kemolalan
Air
Larutan
1
CO(NH2)2
0,3
0,005
0,5
0 0C
-  20C
-  20C
2
CO(NH2)2
0,6
0,01
1
0 0C
-  60C
-  60C
3
NaCl
0,2925
0,005
0,5
0 0C
-    30C
-    30C
4
NaCl
0,585
0,01
1
0 0C
- 50C
- 50C


4.2. Analisis Data
1.      Bagaimana titik beku larutan dibandingkan titik beku pelarut murni (air)?
Ø  Jawab: Lebih rendah

2.      Bagaimanakah pengaruh kemolalan larutan urea terhadap:
a.       Titik beku larutan
b.      Penurunan titik beku larutan
Ø  Jawab:
a.       Semakin besar kemolalannya semakin rendah titik bekunya
b.      Semakin besar kemolalannya, semakin besar pula penurunan titik beku larutan

3.      Bagaimanakah penaruh kemolalan larutan NaCl terhadap:
a.       Titik beku larutan
b.      Penurunan titik beku larutan
Ø  Jawab:
a.       Semakin besar kemolalannya semakin rendah titik bekunya
b.      Semakin besar kemolalannya, semakin besar pula penurunan titik beku larutan

4.      Pada kemolalan yang sama, bagaimnakah pengaruh NaCl (elektrolit) dibandingkan dengan pengaruh urea (non elektrolit) terhadap:
a.       titik beku larutan
b.      penurunan titik beku larutan
Ø  Jawab:
a.       Nnn
b.      mmm

4.3.  Pembahasan
1.      CO(NH2)2 0,3 gram

∆T= m x Kf
        =  x 1,86
        = 0,8

2.      CO(NH2)2 0,6 gram
∆T= m x Kf
        =  x 1,86
        = 1,86

3.      NaCl 0,2925 gram
∆T= Kf x m x i

i = 1 + (n-1) α
  = 1 + (2-1) 1
  = 2

∆T= m x Kf x i
   = 0,5 x 1,86 x 2
   = 1,86  0 C

4.      NaCl 0,585 gram
∆T= Kf x m x i

i = 1 + (n-1) α
  = 1 + (2-1) 1
  = 2

∆T= m x Kf x i
   = 1 x 1,86 x 2
   = 3,72  0 C


Secara teori seharusnya penurunan suhunya  untuk larutan CO(NH2)2 0,3 gram adalah  0,8  0 C tetapi dari hasil pratikum yang kami lakukan penurunan suhu untuk larutan CO(NH2)2 0,3 gram adalah 2 0C. Penurunan suhu untuk larutan CO(NH2)2 0,6 gram adalah  1,86  0 C tetapi dari hasil pratikum yang kami lakukan penurunan suhu untuk larutan CO(NH2)2 0,6 gram adalah 6 0C. Penurunan suhu untuk larutan NaCl 0,2925 gram adalah  1,86  0 C tetapi dari hasil pratikum yang kami lakukan penurunan suhu untuk larutan CO(NH2)2 0,2925 gram adalah 3 0C. Penurunan suhu untuk larutan NaCl 0,585 gram adalah  3,72  0 C dan hasil pratikum yang kami lakukan penurunan suhu untuk larutan CO(NH2)2 0,2925 gram adalah 4 0C. Perbedaan suhu antara hasil teori dan pratikum kami karena kesalahan kami dalam mengukur volume air 10 ml dan menimbang massa NaCl 0,3 gram.
Selain itu perbedaan ini bisa saja disebabkan oleh es batu yang ada pada erlenmeyer yang digunakan untuk membekukan larutan  ini sedikit demi sedikit mulai mencair. Oleh karena itu agar larutan  ini tetap membeku, es batu yang ada di dalam tabung perlu diberi garam dapur lebih banyak lagi sehingga es batu yang ada tetap membeku atau dengan kata lain tidak cepat mencair, sebab garam dapur ini dapat mengikat oksigen yang ada pada air dalam bentuk es batu.
Dan perbedaan ini juga bisa saja disebabkan oleh kondisi lingkungan yang kurang baik, baik itu dari wadah tempat zat ini dimasukkan dan alat yang digunakan untuk mengaduknya




VI.            Kesimpulan
1.      Titik beku larutan CO(NH2)2 dan NaCl lebih rendah dari titik beku pelarut murni.
2.      Semakin besar kemolalan suatu larutan, semakin rendah titik beku larutan. Maka selisih titik beku semakin besar
3.     Penurunan titik beku tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya pada konsentarsi partikel dalam larutan.
4.      Penurunan titik beku tergolong sifat koligatif.
5.      Larutan elektrolit memiliki titik beku lebih rendah dibanding larutan nonelektrolit.





VII.            Daftar Pustaka
Harnanto, Ari dan Ruminten. 2009. Kimia. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas
http://getupbangkit.blogspot.com/2010/09/laporan-kimia-titik-beku-oleh-bangkit.html
http://annishadiiennaniisshha.blogspot.com/2011/08/laporan-kimia-penurunan-titik-beku.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar