LAPORAN HASIL PRAKTIKUM
PENURUNAN TITIK BEKU LARUTAN
Disusun oleh:
1.
Angger Deli
Asmoro
2.
Arum Ayu
Murdhaningsih
3.
Dwi Setiawan
4.
Gesti
Verdayanti
5.
I Made Artha
Adi Darma
6.
Windi Kurnia
SMA NEGERI 1 KOTAGAJAH
T.P. 2013/2014
Penurunan Titik Beku
I.
Tujuan
a. Menentukan titik beku
larutan serta faktor yang mempengaruhinya
b. Membandingkan larutan non elektrolit dan elektrolit
b. Membandingkan larutan non elektrolit dan elektrolit
II.
Landasan Teori
Titik beku suatu cairan adalah suhu
ketika tekanan uap cairan itu sama dengan tekanan uap dalam keadaan padat. Dada
pembekuan suatu larutan, yang mengalami pembekuan adalah hanya pelarutnya saja,
sedangkan zat terlarut tidak ikut membeku.
Adanya zat terlarut mengakibatkan
suatu pelarut semakin sulit membeku, akibatnya titik beku larutan akan lebih
rendah dibandingkan dengan titik beku pelarut murninya. Selisih antara titik
beku larutan dengan titik beku pelarut murninya disebut penurunan titik beku
larutan.
Percobaan-percobaan juga menunjukkan
bahwa penurunan titik beku tidak bergantung kepada jenis zat terlarut, tetapi
hanya bergantung pada konsentrasi larutan. Untuk larutan encer, penurunan titik
beku sebanding dengan kemolalan larutan (Non elektrolit).
Tetapan penurunan titik beku molal
adalah nilai penurunan titik beku jika konsentrasi larutan sebesar satu molal.
Elektrolit è∆Tf = Kf x m x i
III.
Alat dan Bahan
a.
Alat
Neraca
Gelas kimia 250 ml
Silinder ukur
Pengaduk kaca
Sendok
Termometer
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Gelas kimia 250 ml
Silinder ukur
Pengaduk kaca
Sendok
Termometer
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
b.
Bahan
Air suling
Es tawar
Urea CO(NH2)2
Garam dapur (NaCl)
Es tawar
Urea CO(NH2)2
Garam dapur (NaCl)
IV.
Cara Kerja
1.
Larutan-larutan dibuat dengan
menggunakn 10 ml air untuk setiap larutan :
Larutan 1 :
0,30 gram urea
Larutan 2 : 0,60 gram urea
Larutan 3 : 0,2925 gram garam dapur
Larutan 4 : 0,585 gram gram garam dapur
Larutan 2 : 0,60 gram urea
Larutan 3 : 0,2925 gram garam dapur
Larutan 4 : 0,585 gram gram garam dapur
2.
Butiran-butiran es kecil dimasukkan ke dalam
gelas kimia sampai kira-kira tiga perempatnya dan 8 sendok makan garam dapur
ditambahkan, kemudian diaduk (campuran ini adalah campuran
pendingin)
3.
Tabung reaksi diisi dengan air
setinggi ±3 cm. tabung tersebut dimasukkan ke dalam campuran pendingin, dan
diaduk dengan pengaduk naik turun sampai air membeku seluruhnya.
4.
Tabung reaksi diangkat,
kemudian diganti dengan termometer dan suhu diukur saat kesetimbangan cair dan
es.
5. Langkah 3 dan 4 diulangi dengan larutan-larutan yang dibuat pada langkah 1
sebagai pengganti air.
V.
Hasil dan Analisis
4.1. Hasil Percobaan
No
|
Zat terlarut
|
Titik beku
|
Perbedaan Titik Beku
|
||||
Rumus
|
Massa
|
Mol
|
kemolalan
|
Air
|
Larutan
|
||
1
|
CO(NH2)2
|
0,3
|
0,005
|
0,5
|
0 0C
|
- 20C
|
- 20C
|
2
|
CO(NH2)2
|
0,6
|
0,01
|
1
|
0 0C
|
- 60C
|
- 60C
|
3
|
NaCl
|
0,2925
|
0,005
|
0,5
|
0 0C
|
- 30C
|
- 30C
|
4
|
NaCl
|
0,585
|
0,01
|
1
|
0 0C
|
- 50C
|
- 50C
|
4.2.
Analisis Data
1. Bagaimana titik beku larutan
dibandingkan titik beku pelarut murni (air)?
Ø Jawab: Lebih rendah
2. Bagaimanakah pengaruh kemolalan
larutan urea terhadap:
a. Titik beku larutan
b. Penurunan titik beku larutan
Ø Jawab:
a. Semakin besar kemolalannya semakin
rendah titik bekunya
b. Semakin besar kemolalannya, semakin
besar pula penurunan titik beku larutan
3. Bagaimanakah penaruh kemolalan
larutan NaCl terhadap:
a. Titik beku larutan
b. Penurunan titik beku larutan
Ø Jawab:
a. Semakin besar kemolalannya semakin
rendah titik bekunya
b. Semakin besar kemolalannya, semakin
besar pula penurunan titik beku larutan
4. Pada kemolalan yang sama,
bagaimnakah pengaruh NaCl (elektrolit) dibandingkan dengan pengaruh urea (non
elektrolit) terhadap:
a. titik beku larutan
b. penurunan titik beku larutan
Ø Jawab:
a. Nnn
b. mmm
4.3.
Pembahasan
1. CO(NH2)2 0,3
gram
∆Tf = m x Kf
= x 1,86
= 0,8
2. CO(NH2)2 0,6
gram
∆Tf = m x Kf
= x 1,86
= 1,86
3. NaCl 0,2925 gram
∆Tf = Kf x m x i
i = 1 + (n-1) α
= 1 + (2-1) 1
= 2
∆Tf = m x Kf x i
= 0,5 x 1,86 x 2
= 1,86 0 C
4. NaCl 0,585 gram
∆Tf = Kf x m x i
i = 1 + (n-1) α
= 1 + (2-1) 1
= 2
∆Tf = m x Kf x i
= 1 x 1,86 x 2
= 3,72 0 C
Secara teori seharusnya penurunan suhunya untuk
larutan CO(NH2)2 0,3 gram adalah 0,8 0 C
tetapi dari hasil pratikum yang kami lakukan penurunan suhu untuk larutan CO(NH2)2
0,3 gram adalah 2 0C. Penurunan suhu untuk larutan CO(NH2)2
0,6 gram adalah 1,86 0 C tetapi dari hasil pratikum yang
kami lakukan penurunan suhu untuk larutan CO(NH2)2 0,6
gram adalah 6 0C. Penurunan suhu untuk larutan NaCl 0,2925 gram
adalah 1,86 0 C tetapi dari hasil pratikum yang kami
lakukan penurunan suhu untuk larutan CO(NH2)2 0,2925 gram
adalah 3 0C. Penurunan suhu untuk larutan NaCl 0,585 gram
adalah 3,72 0 C dan hasil pratikum yang kami lakukan
penurunan suhu untuk larutan CO(NH2)2 0,2925 gram adalah 4
0C. Perbedaan suhu antara hasil teori dan pratikum kami karena
kesalahan kami dalam mengukur volume air 10 ml dan menimbang massa NaCl 0,3
gram.
Selain itu perbedaan ini bisa saja disebabkan oleh es
batu yang ada pada erlenmeyer yang digunakan untuk membekukan larutan ini
sedikit demi sedikit mulai mencair. Oleh karena itu agar larutan ini
tetap membeku, es batu yang ada di dalam tabung perlu diberi garam dapur lebih
banyak lagi sehingga es batu yang ada tetap membeku atau dengan kata lain tidak
cepat mencair, sebab garam dapur ini dapat mengikat oksigen yang ada pada air
dalam bentuk es batu.
Dan perbedaan ini juga bisa saja disebabkan oleh kondisi
lingkungan yang kurang baik, baik itu dari wadah tempat zat ini dimasukkan dan
alat yang digunakan untuk mengaduknya
VI.
Kesimpulan
1. Titik
beku larutan CO(NH2)2 dan NaCl lebih rendah dari
titik beku pelarut murni.
2. Semakin
besar kemolalan suatu larutan, semakin rendah titik beku larutan. Maka selisih
titik beku semakin besar
3. Penurunan
titik beku tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya pada
konsentarsi partikel dalam larutan.
4. Penurunan
titik beku tergolong sifat koligatif.
5. Larutan
elektrolit memiliki titik beku lebih rendah dibanding larutan nonelektrolit.
VII.
Daftar
Pustaka
Harnanto,
Ari dan Ruminten. 2009. Kimia. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas
http://getupbangkit.blogspot.com/2010/09/laporan-kimia-titik-beku-oleh-bangkit.html
http://annishadiiennaniisshha.blogspot.com/2011/08/laporan-kimia-penurunan-titik-beku.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar