Pada postingan kali ini, kita akan
membahas tentang batas alam semesta. Apakah anda pernah berfikir dimana,
apa, dan bagaimana keadaan batas alam semesta itu? Atau apakah anda
pernah ditanya dimana batas alam semesta itu? Dan atau apakah anda
pernah bertanya dimana batas alam semesta? dan apa jawabannya? Tidak ada
yang tahu pasti dimana batas alam semesta. Bahkan para ilmuwan
sekalipun.
Pertanyaan lainnya yang sering
kita dengar dan membuat bingung adalah, "bagaimana alam semesta dan
isinya bisa berkerja dengan teratur sehingga tidak ada satupun yang
melakukan kesalahan?" gak bisa dibayangkan, jika bintang Sirius memasuki
orbit Matahari dan kemudian akan terjadi 'kerusuhan' antara Sirius dan
Matahari. Karena ukuran Sirius yang lebih besar dari Matahari, dia akan
menyedot gas matahari. Jika terjadi, pasti juga akan menyedot planet
lain termasuk Bumi. Ya.., memang sedikit mengkhayal, karena Sirius
memang jauh dari Matahari yaitu sekitar 8,6 tahun cahaya. Sampai
sekarang memang tidak ada yang membuat kerusuhan besar-besaran di Bumi
kita. Karena kekuasaan-NYA sehingga manusia dan makhluk lainnya bisa
dapat hidup sampai sekarang.
Sangat banyak pertanyaan lainnya
mengenai alam semesta ini. Sangat mustahil kita mengetahui dan megerti
tentang alam semesta walau kita diberikan oleh-NYA kecerdasan yang
tinggi.
Kita mampu terbang dengan
pesawat yang pada zaman dulu adalah sesuatu yang mustahil untuk
dilakukan walau bukan dalam arti terbang yang sebenarnya. Kita juga
mampu membangun 'Matahari buatan' seperti yang sedang dilakukan oleh
Amerika Serikat (walaupun mega proyek ini belum selesai dan masih pada
tahap awal.)
Lalu, Albert Enstein yang selalu mempelajari tentang relativitasnya.
Issac Newton yang selalu berfikir bagaimana buah apel selalu jatuh ke tanah.
Dan
Stephen Hawking yang telah membuat kemajuan besar dalam pemahaman
tentang lubang hitam yang dijelaskan dalam bukunya, A Brief History of
Time.
Namun kita belum mampu untuk
menguak misteri besar alam semesta. Tapi manusia diberi kebebasan untuk
mengeksplorasi alam pikirannya dan pasti pada suatu hari, beberapa
misteri besar alam semesta akan terpecahkan.
Satu hal yang pasti, alam
semesta itu terus mengembang. Maksudnya, ruang diantara benda-benda itu
terus mengembang dengan kecepatan yang tinggi. Seperti pada jika kita
menempelkan beberapa bintang di balon. Lalu kita meniupnya. Lalu apa
yang terjadi? ya, bintang-bintang tampak bergeser ketika meniupnya. Hal
ini bukan terjadi karena kita berada di posisi tertentu di alam semesta.
Hal yang sama juga akan terjadi jika kita mengamati dari galaksi lain.
Proses ini merupakan proses yang terjadi selama bermilyaran tahun.
Sebelum membahas lebih jauh, gak ada salahnya kita membahas satu-persatu. Beberapa objek yang ada di alam semesta yaitu:
BUMI
Kita
menganggap Bumi adalah planet yang biasa. Namun, semakin kita
mempelajari Tata Surya, kita akan semakin menyadari kalau Bumi adalah
planet yang aneh. Bumi adalah planet satu-satunya yang memiliki air
dalam wujud cair yang melimpah. Dan karena itu Bumi memiliki kehidupan
satu-satunya di Tata Surya. Kehidupan bergantung pada air dalam rentang
temperatur yang kecil, yaitu 0-40°C. Bumi mebgorbit Matahari dengan
kecepatan 29,8 km/detik dengan kemiringan sumbu 23,4°. Dan dengan
gravitasi 1g (9,78 m/detik²). Perubahan musim di Bumi terjadi disebabkan
oleh kemiringan sumbu, musim dingin bersalju, dan musim panas.
Permukaan terluar Bumi merupakan kerak batuan tipis dan batuan semi cair
di bawahnya, dipecah menjadi 12-15 bagian raksasa yang disebut lempeng.
Bumi termasuk salah satu dari 8 planet yang berada di Tata Surya yang
mengorbit bintang, Matahari.
BINTANG
Bintang
adalah bola gas raksasa berkilauan yang sumber energinya berasal dari
reaksi nuklir di dalam inti. Kita bisa melihat puluhan bintang di langit
dengan mata telanjang. Tentunya pada malam hari. Kalau siang,
bintangnya hanya satu, yaitu Matahari. hehe... . Para ilmuwan mwnwmukan
puluhan juta bintang lainnya dengan bantuan teleskop. Matahari merupakan
bintang biasa. Dibandingkan dengan Matahari, beberapa bintang lainnya
memiliki ukuran raksasa. Dan cukup untuk menandingi 100 Matahari.
Seperti yang telah disebutkan
diatas, kebanyaan bintang setidaknya memiliki satu bintang pendamping.
Kedua bintang tersebut saling mengorbit. Terkadang, kedua bintang bisa
sangat berdekatan sehingga salah satu bintang akan menyedot gas bintang
lainnya.
Semakin dekat bintang tersebut
ke Bumi dan semakin besar ukurannya, maka bintang itu terlihat semakin
terang. Para astronom menyebut terang bintang sebagai magnitudo. Semakin
terang bintang tersebut, maka magnitudonya semakin kecil. Magnitudo
matahari adalah -26,8.
Bintang lahir dari awan debu dan
gas yang berukuran raksasa. Kemudian terlahirlah sebuah bintang kerdil.
Lalu akan berubah menjadi bintang raksasa. Atau, kemungkinan lainnya
adalah menjadi bintang super raksasa.
Setelah melewati hidup sebagai
bintang raksasa, maka akan melewati tahap yang disebut nebula planet.
Setelah melewati tahap tersebut, bintang raksasa akan berubah menjadi
bintang kerdil putih. Gravitasinya sangat besar, menyebabkan benda yang
berukuran korek api bisa memiliki bobot beberapa ton.
Kalau bintang super raksasa,
hidupnya sangat singkat. Setelah melewati masa jayanya sebagai super
raksasa, dia akan melakukan 'bunuh diri' kosmik dalam ledakan yang luar
biasa yang disebut supernova. Bekas dari supernova inilah yang nantinya
berubah menjadi bintang neutron atau lubang hitam.
TATA SURYA
Sebuah
kota tampak seperti berukuran besar. Namun, kebanyaan kota besar nampak
kelihatan lebih kecil dibandingkan dengan negara yang melingkupinya.
Beberapa negara nampak kecil dibandingkan dengan benua dan seluruh benua
yang digabungkan hanya sepertiga dari planet tempat tinggal kita, Bumi.
Jika kita mencoba membayangkan kalau Bumi hanyalah salah satu dari 8
planet di Tata Surya, tentu sangat sulit. Bahkan Tata Surya hanyalah
satu titik kecil diantara tata surya lainnya dalam galaksi kita,
Bimasakti.
Jadi Tata Surya adalah sistem
perbintangan yang menjadi pusatnya adalah Matahari. Anggota Tata Surya
meliputi Matahari dan semua benda-benda yang tertarik gravitasi olehnya,
termasuk planet, komet, meteor, satelit, asteroid, dan lainnya. Itu
menurut saya. Sedangkan planet yang terdapat di luar Tata Surya kita
biasanya disebut eksoplanet. Namun, bisa juga pusat tata surya adalah
bintang ganda. Soalnya, kebanyaan bintang setidaknya memiliki satu
pasangan. Terdapat banyak tata surya di Bimasakti dan galaksi lainnya.
LUBANG HITAM
Ini
dia salah satu objek di alam semesta yang saya suka. Sedikit informasi
tentang lubang hitam. Mungkin karena dia 'hitam' dan memakan segalanya
yang menjadikannya objek yang 'mengerikan'. Bisa dibilang lubang hitam
adalah objek akibat dari ledakan supernova dan memiliki gravitasi yang
sangat besar. Jika terlalu dekat, cahaya pun yang memiliki salah satu
kecepatan tercepat tak mampu untuk melewatinya. Sebenarnya lubang hitam
bukan berarti lubang dalam arti yang sebenarnya. Karena dia mampu untuk
menyedot cahaya sehingga cahaya yang melewati lubang hitam tak dapat
untuk sampai ke mata kita, mungkin karena itulah kita tak mampu untuk
melihat wujud dari lubang hitam. Tapi lubang hitam dapat dideteksi
dengan mengamati pergerakan benda-benda sekitarnya yang bergerak ke satu
titik dari segala arah dan lalu.., ya, 'lenyap' entah kemana. Tak ada
yang tahu pasti apa yang akan kemudian terjadi jika benda tesedot.
Mungkin terlempar entah kemana dan terjadi pembelokkan waktu dan ruang,
atau hanya 'menempel' pada lubang hitam. Yang jelas sedikit informasi
tentang lubang hitam ini.
GALAKSI
Nama
galaksi kita adalah Bimasakti. Bimasakti bukanlah satu-satunya galaksi
yang ada di alam semesta. Para astronom menemukan galaksi dimanapun
mereka melihat ke angkasa. Ketika melihat dengan teleskop terhebat dan
kamera yang paling sensitif ke sebagian kecil langit, astronom bisa
menemukan 10.000 galaksi di sana.
Galaksi adalah kumpulan dari
benda-benda langit seperti bintang dan lainnya yang saling berkaitan
yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Matahari merupakan satu dari
milyar bintang yang ada di Bimasakti. Tata surya kita terletak di dua
per tiga jarak dari pusat Bimasakti ke tepiannya. Diameter Bimasakti
yaitu 100.000 tahun cahaya. Artinya cahaya memerlukan waktu 100.000
tahun untuk melewati Bimasakti. Para astronom mengira pusat Bimasakti
adalah lubang hitam raksasa, yang memuat materi setara dengan jutaan
Matahati. Kita tidak bisa melihat pusat Bimasakti karena dilingkupi
dengan awan gas dan debu tebal.
Berdasarkan bentuknya, galaksi dapat dibagi menjadi spiral (contohnya Bimasakti, Andromeda), elips, dan tak beraturan.
galaksi tidaklah menyebar
merata, namun bergerombol dalam gugus. Gugus bergerobol dengan
gugus-gugus galaksi lain membentuk gugus super. Bimasakti terdapat di
gugus yang bernama gugus Grup Lokal. Grup Lokal merupakan salah satu
anggota dari 400 gugus galaksi pembentuk gugus Super Lokal.
5 galaksi terdekat setelah Bimasakti adalah:
1. Galaksi kerdil Canis Mayor
2. Galaksi Elips Kerdil Sagittarius
3. Awan Magellan Besar
4. Awan Magellan kecil
5. Galaksi Kerdil Ursa Mayor
Kembali ke topik awal, tentang
batas Alam semesta. Pengertian Alam Semesta bisa dibilang adalah sesuatu
yang pernah ada, masih ada, dan akan selalu ada, termasuk luar angkasa
dan semua isinya. Saat ini kebanyaan para ilmuwan setuju alam semesta
terbentuk sekitar 13,7 milyar tahun yang lalu, dalam ledakan besar yang
disebut Big Bang.
Alam semesta yang terdiri dari
jutaan atau bahkan milyaran galaksi ini sangatlah luas. Kalau kita
misalkan diameter galaksi Bimasakti yang berukuran 100.000 tahun cahaya
kita ubah menjadi 100 m, maka diameter Tata Surya kita tidak lebih dari 1
mm. (1 tahun cahaya artinya, jarak yang di tempuh cahaya selama 1
tahun. Kecepatan cahaya yaitu 300.000 km/detik. 1 tahun cahaya sama
dengan 9,46 trilyun km. atau lebih tepatnya 9.460.528.404.846 km). Dan
jika kita ingin pergi untuk sekedar mengunjungi galaksi tetangga kita,
yaitu Andromeda, kita harus menempuh waktu 2,5 juta tahun. Dan itu
berarti, butuh waktu 5 juta tahun untuk bolak-balik menuju rumah, yang
tak lain Bumi. Pastilah dalam waktu 5 juta tahun itu Bumi sudah sangat
jauh berbeda keadaannya. Itupun waktu yang 5 juta tahun tersebut harus
dengan kecepatan cahaya, karena jarak dari Bimasakti ke Andromeda adalah
2,5 juta tahun cahaya. Dan itupun kita hanya sekedar jalan-jalan ke
Andromeda saja. Belum lagi untuk berkeliling Alam Semesta. Lalu muncul
pertanyaan, "apakah kita punya kendaraan yang mampu bergerak dengan
kecepatan cahaya?" tentu tidak. Berbeda jauh malah. Lalu apakah manusia
yang sangat kecil ini pantas untuk menyombongkan diri? Jawabannya adalah
sama sekali tidak. Manusia tidak pantas untuk bertingkah sombong dan
saling mau menang sendiri dengan lainnya di Bumi yang sangat kecil ini.
Kita harusnya patuh dan taat kepada-NYA, Sang Pencipta Langit dan
Seisinya. Mungkin hanya ini saja yang saya tahu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar