Cerita di Akhir Semester
“Dwi , dah tahu syarat pengukuhan belum”, teriak Bayu sambil menepuk
pundakku sehingga membuatku kaget.
“Emang kapan Bay?”,
Tanyaku ,soalnya pada waktu forum kemarin aku tidak berangkat.
“Kalau gak salah tu
tanggal 13.”
“Wah ... berarti sebulan
lagi. Lha syaratnya tadi apa?”
“Banyak pokoknya, nanti
kamu salin aja punyaku”
Setelah mendengar kabar
akan pengukuhan tersebut, aku segera mencatat apa syarat-syarat untuk
pengukuhan. Ku tulis satu per satu butir-butir persyaratan. Awalnya aku tidak
yakin untuk melaksanakan persyaratan itu dalam waktu yang hanya satu bulan.
Tetapi apa sih yang tidak mungkin dalam hidup ini.
Kulihat teman-teman yang
lain yang seorganisasi terlihat ada yang sibuk untuk ini tetpi juga ada yang
nyantai. Hari pertama, aku belum biasa mengumpulkan point dan point itu
merupakan salah satu syaratnya. Maklum aku baru tahu hal ini. Juga karena aku
belum buat buku tugas yang merupakan syarat untuk meminta tugas pada para
kakanya dan tugas ini adalah syarat utamanya.
“Salamnnya dah dapet berapa Jul?”
Tanyaku pada Juliangga yang terlihat paling sibuk dalam pengumpulan point.
“eleeehhhh cuma 10 jabat tangan” Jawab
Juliangga
“Kamu dah dapet 10, lha aq cuma 3”
Jawabku pada Juliangga yang dapet jauh llebih banyak dariku.
Kemudian aku
mengelilinigi sekolah ini, tetapi anehnya aku hanya menemukan kakak-kakanya tak
lebih dari 3. Aku berpikir waktu gak dibutuhin aja nongol semua, dan
sekarang waktu di butuhin entah kemana.
Tapi gak apa-apa, waktu masih banyak. Kira-kira 28 hari. Tapi sebenenrya ya
kurang sih.
|
tadarus, dan lainnya yang bisa ku kerjakan di rumah. Tiap sepertiga malam aku bangun. Menahan lapar dan
dahaga demi point yang tidak seberapa
Senin
setelah Ujian Nasional, seperti biasanya
a ku berangkat sekolah. Setibanya di gerbang terlibat ada kakak kelas.
Kuhampiri dirinya, lumayan tambah point 2. Setelah sampai mading juga bertemu
lagi, tambah lagi ketika waktu istirahat, alhamdulliah agak banyakan.
Hari ini juga aku berniat
membuat baku tugas. Aku bersama Akbar, Bayu ,dan juliangga, berniat iuran untuk
membuatnya secara bersama-sama. Kami berempat iuran. Akbar yang mengeprint foto
dan Bayu yang membeli buku sidu berjumlah 78 lembar. Setelah semuanya lengkap,
aku pun mebuat buku tugasku. Karena telah banyak waktu terbuang untuk mencari
tugas pada saat libur ujian nasional.
Akhirnya buku tersebut
jadi. Lanjutlah aku bergerak untuk mencari kakak- kakak senior. Ku jelajahi
sekolah ini yang lumayan luwas. Walaupun aku tidak setiap hari mencarinya.
Rata-rata tiap hari aku memproleh 5
tugas, kadang-kadang bisa lebih. Setelah
kudapatkan tugasnya, aku biasanya tidak langsung mengerjakan mengerjakan. Aku
lebih suka mengumpulkannya dulu, baru nanti semua sekalian dikerjakan dan
segera diserahkan. Tetapi kalau tugasnya enak, aku kerjakan dulu.
Seminggu ini aku aku
telah, mencari tugas. Terhitung olehku sudah sudah tujuh belas tugas yang ku
terima. Bagiku sudah banyak kurang sedikit lagi dari dua puluh lima tugas. Dan
waktu nya tersisa satu minggu. Untuk itulah aku tidak aktif lagi mencari tugas.
Ku isi waktu ini sembari mengumpulkannya ke kaka-kakak senior. Dan kalau ada kakak yang lewat yang belum aku mintain
tugas, aku segera meminta tugas padanya.
Mumpung daripada capek carinya.
Tiga hari sebelum acara
pengukuhan itu, aku mulai aktif lagi mencari tugas. Tetapi sialnya aku, bukunya
itu tertinggal. Padahal waktu itu, para kakak-kakak senior berkumpul bersama
kami untuk membahas hal-hal yang berkaitan dengan pengukuhan inidan membahas
tentang syarat-syarat yang harus dibawa pada hari Minggu. Sia-sialah kesempatan
emas ini. Dasar begok, gumamku dalam hati. Meyesali hal ini.
|
Aku kemudian
memberitahukan hal ini kepada Kak Doni. “Kayak mana ini Kak, Buku tugasku
hilang.
“Lha koq bisa?”.
“Ya gak tahu.” Jawabku padanya
“Itu terserah kamu. Kamu mau buat lagi
atau kayak mana, terserah. Tapi kalau kamu buat lagi, ya apa cukup waktunya.
Tinggal besok lho.”
Mendengar jawaban Kak Doni, bertempurlah
lagi pikiranku. Aku bingung mau buat lagi atau tidak. Tapi Kak Doni juga benar,
kalau buat lagi pasti tidak cukup waktunya. Tapi aku juga khawatir saat
pengukuhan nanti akau tak lulus. Akhirnya setelah berpikir panjang dan keras,
kuputuskan tidak mengerjakan tugas-tugas yang tersisa. Biarlah tugas tak
terkumpulkan. Aku meyakinkan diriku tuk berangkat saja pada Hari Minggu esok.
Karena Kak Doni pernah bilang bahwa asalkan kita yakin pada waktu besok pasti
kita bisa. Aku juga yakin karena total point yang kukumpulkan sebulan ini telah
mencapai 753,5. Sudah sangat cukup karena point minimal adalah 400.
Hari Sabtu, kami dikumpulkan lagi untuk
mengunpulkan buku tugas dan buku forum. Dengan terpaksa aku hanya mengumpulkan
buku forum saja. Setela acara tersebut selesai, kami seluru anggota ikhwan yang
mengikuti pengukuhan esok berembung untuk membahas masalah persyaratan. Dan
selesai berembung selanjutnya kami membersihkan masjid. Karena ini juga
merupakan tugas bersama seluruh anggota. Dan kakak-kakak menginginkan besok
masjidnya sudah harus dalam keadaan bersih.
|
Aku pun
berangkat menuju sekolah. Aku tiba di sana
tepat waktu azan shubuh. Segeralah aku mngambil air wudhu dan selaanjutnya
sholat shubuh. Setelah menunaikan sholat shubuh, kakak-kakak menyuruh kami
berkumpul karena serangkaian kegiatan pengukuhan segera dimulai. Kegiatan untuk
ikhwan yang pertama adalah berkhutbah dihadapan para peserta lainnya dan kaka-kakak. Karena ini cukup mudah
sehingga saya melaluinya dengan lancar. Alhamdulliah.
Waktu sudah menunjukkan pukul 07.00.
berarti kegiatan pertama dah selesai. Untung semua peserta sudah mendapat
gilirannya. Setelah itu kami disuruh ganti menggunakan pakaian olahraga.
Ternyata kegiatan kedua adalah senam bersama. Dan dilanjutkan dengan game-game.
Sebenarnya aku sudah merasa lapar, begitupun dengan para teman-temanku yang
lain yang sudah mengeluh dari tadi. Begitu acara olahraga ini selesai,
Kakak-kakak menyuruh kami menuju ke ruang L2 untuk segera sarapan.
Asyiklah....!!!!! teriakku dalam hati karena sudah lapar dari tadi.
Setalah sarapan, kami disuruh ganti baju
yang dipakai tadi pagi dan langusng disuruh ke ruang S6 setelah ganti guna
mendengarkan pengarahan untuk kegiatan selanjutnya. Ternyata kegiatan
selanjutnya adalah mencari kakak-kakaknya di sekitar sekolah ini . Segera saja
setelah selesai pemberitahuannya, aku yang satu grup dengan Akbar, Ikhsan, Dion
dan Friendly segera mencari post tempat kakak-kakak menunggu kami.
Post pertama yang kami temui adalah post
leadership atau pos kepemimpinan. Menuruutku post ini adalah post yang paling
sulit dan paling menegangkan, karena di post ini ada Kak Fajar, Kak Lukman yang
notabene mantan ketua ROHIS. Di pos ini jantungku tak kuasa berdetak amat
kencang. Di pos ini kami berlima dicecar beberapa pertanyaan seputar
kesanggupan kami sebagai anggota ROHIS dan kesanggupan kami sebagai pemimpin
apapun itu. Di pos itu kami juga mendapatkan ocehan dari Kak Lukman yang nada bicaranya
amat sangat membuat jantungku dag dig dug. Alhamduliah setelah satu jam di pos
ini akhirnya kami mendapatkan tandatangan sebagai bukti bahwa kelompok kami
telah singgah di pos ini. Dan kamipun segera meninggalkan pos itu dan beranjak
ke pos lainnya.
|
Post terakhir
yang kami singgahi adalah pos keagamaan. Di sini kami belajar bacaan sholat
yang benar. Karena menurut Kak Arfan yang juga sebagai pj pos ini, banyak orang
yang salah dalam bacaan sholat. Di pos ini kami disuruh mengikuti Kak Arfan
membaca bacaan sholat yang benar mengenai panjang pendeknya, lafal dan
tajwidnya. Karena jika salah dalam beberapa hal itu maka artinya pun sdudah
berbeda.
Setelah semua pos sudah berhasil
dilewati. Kami semua melaksanakan sholat dzuhur. Setlah sholat kami disuruh
berkumpul kembali ke ruang L2 untuk makan siang. Sesudah makan kami berkumpul
kembali di ruang S6, untuk mendegarkan pengarahan lagi mengenai kegiatan
selanjutnya.
Setelah selesai pengarahan. Kami disuruh
berbaris di depan ruang S6 menjadi 2 berbanjar, satu ikhwan satu akhwat.
Selanjutnya kami disuruh duduk berjongkok dan kami akhirnya di suruh berjalan
berjongkok menuju ruang L2. Kaki terasa mat pegal oleh ini. Sesampainya di sana
kami disuruh berdiri kembali dan Kami di suruh untuk bergabung dengan kelompok
masing-masing . kemudian kami disuruh untuk menutupi mata kami menggunakan kain
hitam yang telah di bawa. Dan setelah selesai bergabung kami di tuntun untuk
memasuki ruang L2. Entah apa yang terjadi di dalam ruang tersebut.
Tiba-tiba terdengar suara melengking
dari kelompk lain. Ku mengenali suara tersebut. Suara itu adalah dari Kak
Lukman. Di sana kami dicecari beberapa pertanyaan,dimarahi dan di ceramahi.
Dibentak-bentak itu lah yang kurasakan. Terhitung 3 jam aku berada di sana.
Yang kulalui hanya berupa cercaan pertanyaan. Yang membuat aku dan (paling)
semua anggota kelompokku berdag-dig-dug kencang.
|
“Dasar
penghianat. Egois semua, gak ada rasa kebersamaan” teriakku pada keesepuluh
temanku.
Stelah itu kami digiring ke ruang L3,
disana kudapati para akhwat banyak yang menangis bahkan pingsan. Entah apa yang
mereka lakukan pada mereka. Tapi semua ikhwan yang bersamaku tadi tetap
bertahan walaupun para senior pada marah semua. Biarin ini keputusanku. Aku
lebih mementingkan kebersamaan.
Sesudah di ruang L3 kami di marahi
abis-abisan. Kemudian kami disuruh kembali ke ruang S6. Di sana kami dikumpulkan
semua baik yang mengambil gambar bet atau yang tidak. Kemudian para peserta
yang mengambil bet ditawarin yakin atau tidak untuk berpisah dengan teman-teman
yang tidak mengambil itu. Akhirnya yang mengambil gambar bet tersebut disuruh
untuk mengumpulkan gambarnya jika yakin meninggalkan teman-teman yang tidak
mengambil. Ini mebuatku berpikir bahwa ini adalah waktu terakhir id ROHIS. Tapi
apa yang terjadi, seluruh gambar bet tadi dibagikan pada anggota kelas 11 dan
12 yang hadir. Daannn mereka semua meyobek gambar tersebut berkeping-keping.
Semua yang ada bertepuk tangan semua. Rasa khwwatirku hilang. Dan Kan Doni
melangkah ke depan lalu berbicara
“SELAMAT BAGI SELURUH ANGGOTA ROHIS
KALIAN SUDAH RESMI MENJADI ANGGOTA .Jadi kita di sini bukan karena bet, tapi
kerena keyakinan kita. Saya kemarin pernah bilang bahwa yang membuat kita lulus
hari ini adalah diri kita. Rasa kebersamaan itu penting tapi egoislah pada saat
saat tertentu” kata Kak Doni memberi selamat kepada anggota rohis yang telah
mengikuti pengukuhan
Inilah buah
hasil perjuangan yang diniati dengan keyakinan. Bayangkan jika aku tidak
megikuti pengukuhan ini. Sungguh banyak hal-hal yang bermanfaat terlewatkan.
Ini membuatku yakin bahwa bila kita akan melakukan sesuatu harus di awali
dengan keyakinan bahwa kita bisa....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar