Selasa, 22 Januari 2013

Cerpen



Cerita di Akhir Semester

“Dwi , dah tahu syarat pengukuhan belum”, teriak Bayu sambil menepuk pundakku sehingga membuatku kaget.
            “Emang kapan Bay?”, Tanyaku ,soalnya pada waktu forum kemarin aku tidak berangkat.
            “Kalau gak salah tu tanggal 13.”
            “Wah ... berarti sebulan lagi. Lha syaratnya tadi apa?”
            “Banyak pokoknya, nanti kamu salin aja punyaku”
            Setelah mendengar kabar akan pengukuhan tersebut, aku segera mencatat apa syarat-syarat untuk pengukuhan. Ku tulis satu per satu butir-butir persyaratan. Awalnya aku tidak yakin untuk melaksanakan persyaratan itu dalam waktu yang hanya satu bulan. Tetapi apa sih yang tidak mungkin dalam hidup ini.
            Kulihat teman-teman yang lain yang seorganisasi terlihat ada yang sibuk untuk ini tetpi juga ada yang nyantai. Hari pertama, aku belum biasa mengumpulkan point dan point itu merupakan salah satu syaratnya. Maklum aku baru tahu hal ini. Juga karena aku belum buat buku tugas yang merupakan syarat untuk meminta tugas pada para kakanya dan tugas ini adalah syarat utamanya.


“Salamnnya dah dapet berapa Jul?” Tanyaku pada Juliangga yang terlihat paling sibuk dalam pengumpulan point.
“eleeehhhh cuma 10 jabat tangan” Jawab Juliangga
“Kamu dah dapet 10, lha aq cuma 3” Jawabku pada Juliangga yang dapet jauh llebih banyak dariku.
Kemudian aku mengelilinigi sekolah ini, tetapi anehnya aku hanya menemukan kakak-kakanya tak lebih dari 3. Aku berpikir waktu gak dibutuhin aja nongol semua, dan sekarang  waktu di butuhin entah kemana. Tapi gak apa-apa, waktu masih banyak. Kira-kira 28 hari. Tapi sebenenrya ya kurang sih.
1
 
Mengingat Senin besok libur buat ujian nasional, maka kesempatan mengumpulkan point lewat tugas hilang sementara. Tetapi ini sebuah keuntungan untuk mengumpulkan point sebanyak-banyaknya di rumah. Aku bisa lewat puasa,
tadarus, dan lainnya yang bisa ku kerjakan di rumah. Tiap  sepertiga malam aku bangun. Menahan lapar dan dahaga demi point yang tidak seberapa
Senin setelah  Ujian Nasional, seperti biasanya a ku berangkat sekolah. Setibanya di gerbang terlibat ada kakak kelas. Kuhampiri dirinya, lumayan tambah point 2. Setelah sampai mading juga bertemu lagi, tambah lagi ketika waktu istirahat, alhamdulliah agak banyakan.
            Hari ini juga aku berniat membuat baku tugas. Aku bersama Akbar, Bayu ,dan juliangga, berniat iuran untuk membuatnya secara bersama-sama. Kami berempat iuran. Akbar yang mengeprint foto dan Bayu yang membeli buku sidu berjumlah 78 lembar. Setelah semuanya lengkap, aku pun mebuat buku tugasku. Karena telah banyak waktu terbuang untuk mencari tugas pada saat libur ujian nasional.
            Akhirnya buku tersebut jadi. Lanjutlah aku bergerak untuk mencari kakak- kakak senior. Ku jelajahi sekolah ini yang lumayan luwas. Walaupun aku tidak setiap hari mencarinya. Rata-rata tiap hari  aku memproleh 5 tugas, kadang-kadang bisa lebih.  Setelah kudapatkan tugasnya, aku biasanya tidak langsung mengerjakan mengerjakan. Aku lebih suka mengumpulkannya dulu, baru nanti semua sekalian dikerjakan dan segera diserahkan. Tetapi kalau tugasnya enak, aku kerjakan dulu.
            Seminggu ini aku aku telah, mencari tugas. Terhitung olehku sudah sudah tujuh belas tugas yang ku terima. Bagiku sudah banyak kurang sedikit lagi dari dua puluh lima tugas. Dan waktu nya tersisa satu minggu. Untuk itulah aku tidak aktif lagi mencari tugas. Ku isi waktu ini sembari mengumpulkannya ke kaka-kakak senior. Dan kalau  ada kakak yang lewat yang belum aku mintain tugas, aku segera meminta tugas padanya.  Mumpung daripada capek carinya.
            Tiga hari sebelum acara pengukuhan itu, aku mulai aktif lagi mencari tugas. Tetapi sialnya aku, bukunya itu tertinggal. Padahal waktu itu, para kakak-kakak senior berkumpul bersama kami untuk membahas hal-hal yang berkaitan dengan pengukuhan inidan membahas tentang syarat-syarat yang harus dibawa pada hari Minggu. Sia-sialah kesempatan emas ini. Dasar begok, gumamku dalam hati. Meyesali hal ini.
2
 
            Sesampainya di rumah, ku cari buku tugasku itu. Tapi sesudah ku acak-acak kamarku, tak kutemukan bukuku.  Hal ini membuatku amat sangat bingung. Bahkan sangat sakau pikiranku. Yang ku kira di sekolah tadi ketinggalan. Ehh setelah akan ku ambil supaya tak ketinggalan lagi sudah raib entah dimana. Ku tanya pada Ibuku, apakah beliau tahu. Tapi beliaupun tak mengetahuinya. Kemudian kuingat-ingat dimana terakhir kali aku melihatnya. Ku ingat bahwa terakhir kali melihat adalah di ruang L3. Keesekoan harinya, kucarilah di ruang L3. Dan yang terjadi adalah kekecewaan setelah aku tidak menemukan. Padahal aku sudah mengerjakan 17 tugas yang telah diberikan kakak-kakak. Dan aku hanya mengumplkan 7 tugas yang telah kuselesaikan pada kakak-kakak tadi.
Aku kemudian memberitahukan hal ini kepada Kak Doni. “Kayak mana ini Kak, Buku tugasku hilang.
“Lha koq bisa?”.
“Ya gak tahu.” Jawabku padanya
“Itu terserah kamu. Kamu mau buat lagi atau kayak mana, terserah. Tapi kalau kamu buat lagi, ya apa cukup waktunya. Tinggal besok lho.”
Mendengar jawaban Kak Doni, bertempurlah lagi pikiranku. Aku bingung mau buat lagi atau tidak. Tapi Kak Doni juga benar, kalau buat lagi pasti tidak cukup waktunya. Tapi aku juga khawatir saat pengukuhan nanti akau tak lulus. Akhirnya setelah berpikir panjang dan keras, kuputuskan tidak mengerjakan tugas-tugas yang tersisa. Biarlah tugas tak terkumpulkan. Aku meyakinkan diriku tuk berangkat saja pada Hari Minggu esok. Karena Kak Doni pernah bilang bahwa asalkan kita yakin pada waktu besok pasti kita bisa. Aku juga yakin karena total point yang kukumpulkan sebulan ini telah mencapai 753,5. Sudah sangat cukup karena point minimal adalah 400.
Hari Sabtu, kami dikumpulkan lagi untuk mengunpulkan buku tugas dan buku forum. Dengan terpaksa aku hanya mengumpulkan buku forum saja. Setela acara tersebut selesai, kami seluru anggota ikhwan yang mengikuti pengukuhan esok berembung untuk membahas masalah persyaratan. Dan selesai berembung selanjutnya kami membersihkan masjid. Karena ini juga merupakan tugas bersama seluruh anggota. Dan kakak-kakak menginginkan besok masjidnya sudah harus dalam keadaan bersih.
3
 
Minggu dinihari, waktu sudah menunjukkan pukul 04.00 . Aku segera beranjak dari tempat tidur bersegera untuk mandi , karena diwajibkan untuk datang sebelum shubuh tepatnya sebelum imam takbir yang pertama. Setelah mandi, dan bepakaian yang telah ditentukan, aku pun menyiapkan apa-apa saja yang haru kubawa hari ini.      “Terong udah, air janda udah, good name udah, kain hitam dasi udah” ocehku sambil mengecek syarat-syarat.
Aku pun berangkat menuju sekolah.  Aku tiba di sana tepat waktu azan shubuh. Segeralah aku mngambil air wudhu dan selaanjutnya sholat shubuh. Setelah menunaikan sholat shubuh, kakak-kakak menyuruh kami berkumpul karena serangkaian kegiatan pengukuhan segera dimulai. Kegiatan untuk ikhwan yang pertama adalah berkhutbah dihadapan para peserta lainnya  dan kaka-kakak. Karena ini cukup mudah sehingga saya melaluinya dengan lancar. Alhamdulliah.
Waktu sudah menunjukkan pukul 07.00. berarti kegiatan pertama dah selesai. Untung semua peserta sudah mendapat gilirannya. Setelah itu kami disuruh ganti menggunakan pakaian olahraga. Ternyata kegiatan kedua adalah senam bersama. Dan dilanjutkan dengan game-game. Sebenarnya aku sudah merasa lapar, begitupun dengan para teman-temanku yang lain yang sudah mengeluh dari tadi. Begitu acara olahraga ini selesai, Kakak-kakak menyuruh kami menuju ke ruang L2 untuk segera sarapan. Asyiklah....!!!!! teriakku dalam hati karena sudah lapar dari tadi.
Setalah sarapan, kami disuruh ganti baju yang dipakai tadi pagi dan langusng disuruh ke ruang S6 setelah ganti guna mendengarkan pengarahan untuk kegiatan selanjutnya. Ternyata kegiatan selanjutnya adalah mencari kakak-kakaknya di sekitar sekolah ini . Segera saja setelah selesai pemberitahuannya, aku yang satu grup dengan Akbar, Ikhsan, Dion dan Friendly segera mencari post tempat kakak-kakak menunggu kami.
Post pertama yang kami temui adalah post leadership atau pos kepemimpinan. Menuruutku post ini adalah post yang paling sulit dan paling menegangkan, karena di post ini ada Kak Fajar, Kak Lukman yang notabene mantan ketua ROHIS. Di pos ini jantungku tak kuasa berdetak amat kencang. Di pos ini kami berlima dicecar beberapa pertanyaan seputar kesanggupan kami sebagai anggota ROHIS dan kesanggupan kami sebagai pemimpin apapun itu. Di pos itu kami juga mendapatkan ocehan dari Kak Lukman yang nada bicaranya amat sangat membuat jantungku dag dig dug. Alhamduliah setelah satu jam di pos ini akhirnya kami mendapatkan tandatangan sebagai bukti bahwa kelompok kami telah singgah di pos ini. Dan kamipun segera meninggalkan pos itu dan beranjak ke pos lainnya.
4
 
Post kedua yang kami jajaki adalah pos keseriusan. Di pos ini kami mendapat tugas mencari 10 jenis bunga yang berbeda. Berpencararlah kami berlima mencari bunga. Setelah kembali dan berhasil mengumpulkan 10 jenis bunga ternyata tugasnya belum selesai. Kami disuruh kembali mencari 10 tanda tangan anggota ROHIS kelas 12 baik ikhwan ataupun Akhwat dengan cara memberikan bunga padanya. Kemudian kami menemui kakak-kakak ROHIS yang kulihat sedang bermain bola. Kami pun mendapatkan tanda tangannya dengan syarat kami membersihkan sampah yang ada di sekitar tempat mereka bermain bola. Kami pun mendapatkan  6 tandatangan. Belum genap kami mengumpulkan 10 kami sudah dipanggil sama pj pos tadi. Kami pun menemuinya dan kami di berikan pertanyaan seputar keseriuannya mengikuti acara ini dan keseriusan di ROHIS. Kujawab pertanyaan ini dengan lancar. Setelah semua menjawab akhirnya kami mendapat tandatangan untuk bukti. Kami segera melanjutkan ke pos terakhir.
Post terakhir yang kami singgahi adalah pos keagamaan. Di sini kami belajar bacaan sholat yang benar. Karena menurut Kak Arfan yang juga sebagai pj pos ini, banyak orang yang salah dalam bacaan sholat. Di pos ini kami disuruh mengikuti Kak Arfan membaca bacaan sholat yang benar mengenai panjang pendeknya, lafal dan tajwidnya. Karena jika salah dalam beberapa hal itu maka artinya pun sdudah berbeda.
Setelah semua pos sudah berhasil dilewati. Kami semua melaksanakan sholat dzuhur. Setlah sholat kami disuruh berkumpul kembali ke ruang L2 untuk makan siang. Sesudah makan kami berkumpul kembali di ruang S6, untuk mendegarkan pengarahan lagi mengenai kegiatan selanjutnya.
Setelah selesai pengarahan. Kami disuruh berbaris di depan ruang S6 menjadi 2 berbanjar, satu ikhwan satu akhwat. Selanjutnya kami disuruh duduk berjongkok dan kami akhirnya di suruh berjalan berjongkok menuju ruang L2. Kaki terasa mat pegal oleh ini. Sesampainya di sana kami disuruh berdiri kembali dan Kami di suruh untuk bergabung dengan kelompok masing-masing . kemudian kami disuruh untuk menutupi mata kami menggunakan kain hitam yang telah di bawa. Dan setelah selesai bergabung kami di tuntun untuk memasuki ruang L2. Entah apa yang terjadi di dalam ruang tersebut.
Tiba-tiba terdengar suara melengking dari kelompk lain. Ku mengenali suara tersebut. Suara itu adalah dari Kak Lukman. Di sana kami dicecari beberapa pertanyaan,dimarahi dan di ceramahi. Dibentak-bentak itu lah yang kurasakan. Terhitung 3 jam aku berada di sana. Yang kulalui hanya berupa cercaan pertanyaan. Yang membuat aku dan (paling) semua anggota kelompokku berdag-dig-dug kencang.
5
 
Setelah membuka tutup mata. Kami disodori gambar print bet ROHIS. Kami ditawari untuk mengambilnya. Di dalam hatiku sendiri ingin mengambilnya tapi ada perasaan khawatir dalam hatiku. Kulihat juga sudah ada yang mengambilnya yakni Bayu, Ahmad dan Anwar. Aku dan anggota kelompokku sepakat untuk tidak mengambilnya. Hal ini membuat kakak-kakak kelas 12 yang dihadanku serasa marah dan juga heran. Kemudian yang mengambil gambar bet tadi disuruh meninggalkan ruangan. Tinggal kami bersebbelas yang bertahan di ruang ini.
“Dasar penghianat. Egois semua, gak ada rasa kebersamaan” teriakku pada keesepuluh temanku.
Stelah itu kami digiring ke ruang L3, disana kudapati para akhwat banyak yang menangis bahkan pingsan. Entah apa yang mereka lakukan pada mereka. Tapi semua ikhwan yang bersamaku tadi tetap bertahan walaupun para senior pada marah semua. Biarin ini keputusanku. Aku lebih mementingkan kebersamaan.
Sesudah di ruang L3 kami di marahi abis-abisan. Kemudian kami disuruh kembali ke ruang S6. Di sana kami dikumpulkan semua baik yang mengambil gambar bet atau yang tidak. Kemudian para peserta yang mengambil bet ditawarin yakin atau tidak untuk berpisah dengan teman-teman yang tidak mengambil itu. Akhirnya yang mengambil gambar bet tersebut disuruh untuk mengumpulkan gambarnya jika yakin meninggalkan teman-teman yang tidak mengambil. Ini mebuatku berpikir bahwa ini adalah waktu terakhir id ROHIS. Tapi apa yang terjadi, seluruh gambar bet tadi dibagikan pada anggota kelas 11 dan 12 yang hadir. Daannn mereka semua meyobek gambar tersebut berkeping-keping. Semua yang ada bertepuk tangan semua. Rasa khwwatirku hilang. Dan Kan Doni melangkah ke depan lalu berbicara
“SELAMAT BAGI SELURUH ANGGOTA ROHIS KALIAN SUDAH RESMI MENJADI ANGGOTA .Jadi kita di sini bukan karena bet, tapi kerena keyakinan kita. Saya kemarin pernah bilang bahwa yang membuat kita lulus hari ini adalah diri kita. Rasa kebersamaan itu penting tapi egoislah pada saat saat tertentu” kata Kak Doni memberi selamat kepada anggota rohis yang telah mengikuti pengukuhan
Inilah buah hasil perjuangan yang diniati dengan keyakinan. Bayangkan jika aku tidak megikuti pengukuhan ini. Sungguh banyak hal-hal yang bermanfaat terlewatkan. Ini membuatku yakin bahwa bila kita akan melakukan sesuatu harus di awali dengan keyakinan  bahwa kita bisa....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar