1.      Pengertian Aljabar
Aljabar berasal dari Bahasa Arab "al-jabr" yang berarti "pertemuan", "hubungan" atau "perampungan") adalah cabang matematika yang dapat dicirikan sebagai generalisasi dan perpanjangan aritmatika. Aljabar juga merupakan nama sebuah struktur aljabar abstrak, yaitu aljabar dalam sebuah bidang
Aljabar
 adalah cabang matematika yang mempelajari struktur, hubungan dan 
kuantitas. Untuk mempelajari hal-hal ini dalam aljabar digunakan simbol 
(biasanya berupa huruf) untuk merepresentasikan bilangan secara umum 
sebagai sarana penyederhanaan dan alat bantu memecahkan masalah. 
Contohnya, x mewakili bilangan yang diketahui dan y bilangan yang ingin 
diketahui.
2.      Asal Usul Aljabar
Asal
 mula Aljabar dapat ditelusuri berasal dari Babilonia Kuno yang 
mengembangkan system matematika yang cukup rumit, dengan hal ini mereka 
mampu menghitung dalam cara yang mirip dengan aljabar sekarang ini. 
Dengan menggunakan sistem ini, mereka mampu mengaplikasikan rumus dan 
menghitung solusi untuk nilai yang tak diketahui untuk kelas masalah 
yang biasanya dipecahkan dengan menggunakan  persamaan
 Linier, persamaan Kuadrat dan Persamaan Linier tak tentu. Sebaliknya, 
bangsa Mesir dan kebanyakan bangsa India, Yunani, serta Cina dalam 
melenium pertama belum masehi, biasanya masih menggunakan metode 
geometri untuk memecahkan persamaan seperti ini, misalnya seperti yang 
disebutkan dalam “the Rhind Mathematical Papyrus”, “Sulba Sutras”, 
“Eucilid’s Elements” dan “The Nine Chapters on the Mathematical Art”. 
Hasil bangsa Yunani dalam Geometri, yang tertulis dalam kitab elemen, 
menyediakan kerangka berpikir untuk menggeneralisasi formula metematika 
di luar solusi khusus dari suatu permasalahan tertentu ke dalam sistem 
yang lebih umum untuk menyatakan dan memecahkan persamaan, yaitu 
kerangka berpikir logika Deduksi.
Seperti
 telah disinggung di atas istilah “aljabar” berasal dari kata Arab 
“al-jabr” yang berasal dari kitab “Al-Kitab aj-jabr wa al-Muqabala” 
(yang berarti “The Compendious Book on Calculation by Completion and 
Balancing”) Yang ditulis oleh matematikawan Persia Muhammad ibn Musa 
Al-Khawarizmi. Kata “Al-Jabr” sendiri sebenarnya berarti penggabungan 
(reunion). Matematikawan Yunani di zaman Hllenisme, Diophantus, secara 
tradisional dikenal sebagai “Bapak Aljabr”, walaupun sampai sekarang 
masih diperdebatkan, tetapi ilmuwan yang bernama R Rashed dan Angela 
Armstrong dalam karyanya bertajuk The Development of Arabic Mathematics,
 menegaskan bahwa Aljabar karya Al-Khawarizmi memiliki perbedaan yang 
signifikan dibanding karya Diophantus, yang kerap disebut-sebut sebagai 
penemu Aljabar. Dalam pandangan ilmuwan itu, karya Khawarizmi jauh lebih
 baik di banding karya Diophantus.
Al-Khawarizmi
 yang pertama kali memperkenalkan aljabar dalam suatu bentuk dasar yang 
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan konsep aljabar 
Diophantus lebih cenderung menggunakan aljabar sebagai alat bantu untuk 
aplikasi teori bilangan.
Para
 sajarawan meyakini bahwa karya al-Khawarizmi merupakan buku pertama 
dalam sejarah di mana istilah aljabar muncul dalam konteks disiplin 
ilmu. Kondisi ini dipertegas dalam pembukuan, formulasi dan kosakata yang secara teknis merupakan suatu kosakata baru.
Ilmu
 pengetahian aljabar sendiri sebenarnya merupakan penyempurnaan terhadap
 pengetahuan yang telah dicapai oleh bangsa Mesir dan Babylonia. Kedua 
bangsa tersebut telah memiliki catatan-catatan yang berhubungan dengan 
masalah aritmatika, aljabar dan geometri pada permulaan 2000 SM. Dalam 
buku Arithmetica of Diophantus terdapat beberapa catatan tentang 
persamaan kuadrat. Meskipun demikian persamaan yang ada belum terbentuk 
secara sistematis, tetapi terbentuk secara tidak sengaja melalui 
penyempurnaan kasus-kasus yang muncul. Karena itu, sebelum masa 
al-Khawarizmi, aljabar belum merupakan suatu objek yang secara serius 
dan sistematis dipelajari 
3.      Tokoh-tokoh Dalam Mengembangkan Aljabar
a.       Muhammad Ibn Musa Al-Khawarizmi,
 Ia adalah yang pertama kali yang mencetus Al-Jabar dalam bukunya dengan
 judul “Al-kitab al-jabr wa-l-Muqabala” kitab ini merupakan karya yang 
sangat monumental pada abad ke-9 M. ia merupakan seorang ahli matematika
 dari Persia yang dilahirkan pada tahun 194 H/780 M, tepatnya di 
Khawarizm, Uzbeikistan.
b.      Al-Qalasadi
 dalam mengembangkan matematika sungguh sangat tak ternilai. Ia sang 
matematikus Muslim di abad ke-15, kalau tanpa dia boleh jadi dunia dunia
 tak mengenal simbol-simbol ilmu hitung. Sejarang mencatat, al Qalasadi 
merupakan salah seorang matematikus Muslim yang berjasa memperkenalkan 
simbol-simbol Aljabar. Symbol-simbol tersebut pertama kali dikembangkan 
pada abad 14 oleh Ibnu al-Banna kemudian pada abad 15 dikembangkan oleh 
al-Qalasadi, al-Qalasadi memperkenalkan symbol-simbol matematika dengan 
menggunakan karakter dari alphabet Arab
Ia
 menggunakan wa yang berarti “dan” untuk penambahan (+), untuk 
pngurangan (-), al-Qalasadi menggunakan illa berarti “kurang”. Sedangkan
 untuk perkalian (x), ia menggunakan fi yang berarti “kali”. Simbol ala 
yang berarti ”bagi” digunakan untuk pembegian (/).
c.       Nikolai Ivanovich Lobachevsky (1 Desember 1792 – 24 Februari 1856) adalah matematikawan Rusia. Ia terutama dikenal sebagai orang yang mengembangkan geometri non-Euclides (independen dari hasil karya János Bolyai) yang diumumkannya pada 23 Februari 1826, serta metode hampiran akar persamaan aljabar yang dikenal dengan nama Metode Dandelin-Gräffe 
d.      Sharaf al-Dīn al-Muẓaffar ibn Muḥammad ibn al-Muẓaffar al-Ṭūsī
 (1135-1213) adalah matematikawan dan astronom Islam dari Persia. Sharif
 al-Din mengajar berbagai topik matematika, astronomi dan yang terkait, 
seperti bilangan, tabel astronomi, dan astrologi. Al-Tusi menulis 
beberapa makalah tentang aljabar. Dia memberikan metode yang kemudian dinamakan sebagai metode Ruffini-Horner untuk menghampiri akar persamaan kubik. Meskipun sebelumnya metode ini telah digunakan oleh para matematikawan Arab untuk menemukan hampiran akar ke-n
 dari sebuah bilangan bulat, al-Tusi adalah yang pertama kali yang 
menerapkan metode ini untuk memecahkan persamaan umum jenis ini. Dalam Al-Mu'adalat (Tentang Persamaan), al-Tusi menemukan solusi aljabar dan numerik dari persamaan kubik dan yang pertama kali menemukan turunan polinomial kubik, hasil yang penting dalam kalkulus diferensial
e.       Omar Khayyam, ilmuwan yang berasal dari Persia ini membangun Aljabar Geometri dan menemukan bentuk umum geometri dari persamaan kubik.
f.       Kowa Seki ilmuwan yang berasal dari Jepang pada abad 17, ia mengambangkan tentang determinan. 
g.      Robert Recorde adalah seorang yang memperkenalkan tanda “=” yang terdapat dalam bukunya yang berjudul “The Whetstone of Witte” pada tahun 1557.
4.       Klasifikasi dari Aljabar
Aljabar secara garis besar dapat dibagi dalam beberapa kategori berikut ini:
a.       Aljabar
 Elementer, yang mempelajari sifat-sifat operasi pada bilangan riil 
direkam dalam symbol sebagai konstanta dan variabel, dan aturan yang 
membangun ekspresi dan persamaan matematika yang melibatkan 
simbol-simbol. (bidang ini juga mencakup materi yang biasanya diajarkan 
di sekolah menengah)
Aljabar
 Elementer adalah bentuk paling dasar dari Aljabar, yang diajarkan pada 
siswa yang belum mempunyai pengetahuan Matematika apapun selain daripada
 Aritmatika Dasar. Meskipun seperti dalam Aritmatika, di mana bilangan 
dan operasi Aritmatika (seperti +, -, x, /)
 muncul juga dalam aljabar, tetapi disini bilangan seringkali hanya 
dinotasikan dengan symbol (seperti a, x, y, ). Hal ini sangat penting 
sebab: hal ini mengijinkan kita menurunkan rumus umum dari aturan 
Aritmatika (seperti a + b = b + a untuk semua a dan b), dan selanjutnya 
merupakan langkah pertama untuk penelusuran yang sistematik terhadap 
sifat-sifat sitem bilangan riil.
Dengan
 menggunakan symbol, alih-alih menggunakan bilangan secara langsung, 
mengijinkan kita untuk membangun persamaan matematika yang mengandung 
variable yang tidak diketahui (sebagai contoh “Carilah bilangan x yang 
memenuhi persamaan 3x+1=10”) . Hal ini juga mengijinkan kita 
untukmembuat relasi fungsional dari rumus-rumus matematika tersebut 
(sebagai contoh “Jika anda mnjual x tiket, kemudian anda mendapat untung
 3x -10 rupiah, dapat dituliskan sebagaif(x) = 3x – 10, dimana f adalah 
fungsi dan x adalah bilangan dimana fungsi f bekerja”)
b.      Aljabar
 Abstrak, kadang-kadang disebut Aljabar Modern, yang mempelajari Stuktur
 Aljabar semacam Grup, ring dan Medan (fields) yang didefinisikan dan 
diajarkan secara aksiomatis.
c.       Aljabar Linier, yang mempelajari sifat-sifat khusus dari Ruang Vektor (termasuk Matrik)
d.      Aljabar Universal, yang mempelajari sifat-sifat bersama dari semua Stuktur aljabar.
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar