LAPORAN HASIL PRAKTIKUM
SEL VOLTA
Disusun :
1.
Angger Deli
Asmoro
2.
Arum Ayu
Murdhaningsih
3.
Dwi Setiawan
4.
Gesti
Verdayanti
5.
I Made Artha
Adi Darma
6.
Windi Kurnia
SMA NEGERI 1 KOTAGAJAH
T.P. 2013/2014
Sel
Volta
I.
Tujuan
1. Mengamati
reaksi redoks yang spontan
2. Menentukan
besarnya potensial elektroda
II.
Landasan
Teori
Elektrokimia
adalah ilmu yang mempelajari aspek elektronik dari reaksi kimia. Elemen yang
digunakan dalam reaksi elektrokimia dikarakterisasikan dengan banyaknya
elektron yang dimiliki. Elektrokimia secara umum terbagi dalam dua kelompok,
yaitu sel galvani dan sel elektrolisis.Suatu sel elektrokimia terdiri dari dua
elektroda, yang disebut katoda dan anoda, dalam larutan elektrolit. Pada
elektroda katoda terjadi reaksi reduksi. Sedangkan reaksi oksidasi terjadi pada
anoda. Sel elektrokimia dapat dibagi menjadi
1. Sel
Volta / Sel Galvani merubah energi kimia menjadi listrik
Contoh : batere (sel kering) dan accu
2. Sel Elektrolisis à merubah energi listrik menjadi energi kimia
2. Sel Elektrolisis à merubah energi listrik menjadi energi kimia
Contoh : penyepuhan, pemurnian logam
Dalam
sel volta, reasi redoks spontan digunakan sebagai sumber arus listrik. Sel
elektrolisis merupakan kebalikan dari sel volta. Dalam sel elektrolisis,
listrik digunakan untuk melangsungkan reaksi redoks yang tidak spontan.
Sel
elektrolisis terdiri dari sebuah wadah, elektroda, elektrolit, dan sumber arus
searah. Elektron memasuki kutub negatif (katoda). Spesi tertentu dalam larutan
menyerap elektron dari katoda dan mengalami reduksi. Sementara itu, spesi lain
akan melepas elektron di anoda dan mengalami oksidasi. Jadi sama seperti pada
sel volta, reaksi di katoda adalah reduksi, dan reaksi di anoda adalah
oksidasi. Akan tetapi muatan elektrodanya berbeda. Pada sel volta, katoda
bermuatan positif, dan anoda bermuatan negatif. Pada sel elektrolisis, katoda
bermuatan negatif dan anoda bermuatan positif. Deret volta diurutkan
berdasarkan urutan potensial reduksi semakin ke kiri, semakin kecil sehingga
sifat pereduksi semakin kuat (logam semakin reaktif atau semakin mudah
meengalami oksidasi).
Potensial
elektroda standar suatu elektroda adalah daya gerak listrik yang timbul karena
pelepasan elektron dari reaksi reduksi. Karena itu, potensial elektroda standar
sering juga disebut potensial reduksi standar. Potensial ini relatif karena
dibandingkan dengan elektroda hidrogen sebagai standar. Nilai potensial
elektroda standar dinyatakan dalam satuan Volt (V). Untuk elektroda hidrogen, E0
nya adalah 0,00V.
- Bila Eo > 0 à cenderung mengalami reduksi (bersifat oksidator)
- Bila Eo < 0 à cenderung mengalami oksidasi (bersifat reduktor)
- Bila Eo > 0 à cenderung mengalami reduksi (bersifat oksidator)
- Bila Eo < 0 à cenderung mengalami oksidasi (bersifat reduktor)
Potensial
standar sel adalah nilai daya gerak listrik sel yang besarnya sama dengan
selisih potensial reduksi standar elektroda yang mengalami reduksi dengan
potensial reduksi standar elektroda yang mengalami oksidasi.
Eosel = Eoreduksi - Eooksidasi
Eosel = Eoreduksi - Eooksidasi
III.
Alat
dan Bahan
·
Gelas kimia 100 mL
·
Kawat tembaga
·
Lempeng seng
·
Pita magnesium
·
Garam
·
Larutan ZnSO4 1 M
·
Larutan CuSO4 1 M
·
Larutan MgSO4 1 M
·
Kertas tissue
·
Voltmeter
IV.
Cara
Kerja
1. Menyusun
alat seperti gambar di bawah ini
Zn Cu
ZnSO4 CuSO4
2. Membuat
jembatan garam dengan kertas tissue yang digulung lalu dicelupkan ke dalam
larutan garam pekat
3. Memasukkan
100 mL larutan ZnSO4 ke dalam gelas kimia dan celupkan sebatang
lempeng seng. Gelas ini merupakan setengah sel
Zn(s) / Zn2+ (1M)
4. Memasukkan
100 mL larutan CuSO4 ke dalam gelas kimia dan celupkan sebatang
lempeng tembaga gelas ini merupakan setengah sel Cu(s) / Cu2+ (1M)
5. Menghubungkan
kedua lempeng melalui voltmeter. Jika jarum bergerak ke arah negatif, segera
putus hubungan dan jika ke arah posotif catat voltasenya
6. Ulangi
percobaan dengan menggantikan setengah sel
Zn(s) / Zn2+ (1M) dengan setengah sel Mg(s) / Mg2+
dan setengah sel Cu(s) / Cu2+
(1M) dengan Mg(s) / Mg2+
V.
Hasil
Pengamatan
Elektroda
|
A
|
B
|
C
|
|
Zn / Zn2+
|
Cu / Cu2+
|
Mg / Mg2+
|
||
1
|
Zn / Zn2+
|
-
|
0,9
|
0,75
|
2
|
Cu / Cu2+
|
0,9
|
-
|
1,4
|
3
|
Mg / Mg2+
|
0,75
|
1,4
|
-
|
VI.
Analisa
Data dan Pembahasan
a. Persamaan
reaksi setengah sel dan bagan diagram sel serta perhitungan potensial sel
1. Reaksi
setengah sel Zn dengan Cu
Anode : Zn Zn2+
+ 2e E0 = +
0,76 Volt
Katode : Cu2+ + 2e Cu
E0
= + 0,34 Volt +
Zn + Cu2+ Zn2+ + Cu E0sel
= 1,1 Volt
Bagan diagram sel
Zn | Zn2+ || Cu2+
| Cu
2. Reaksi
setengah sel Mg dengan Zn
Anode : Mg Mg2+
+ 2e E0 = +
2,37 Volt
Katode : Zn2+ + 2e Zn
E0
= - 0,76 Volt +
Mg + Zn2+ Mg2+ + Zn E0sel
= 1,61 Volt
Bagan diagram sel
Mg | Mg2+ || Zn2+
| Zn
3. Reaksi
setengah sel Mg dengan Cu
Anode : Mg Mg2+
+ 2e E0 = + 2,37 Volt
Katode : Cu2+ + 2e Cu
E0 = + 0,34
Volt +
Mg + Cu2+ Mg2+ + Cu E0sel
= 2,71 Volt
Bagan diagram sel
Mg | Mg2+ || Cu2+
| Cu
Dari reaksi diatas dapat diketahui bahwa
nilai E0 dari hasil praktik dengan dari berbagai literatur berbeda.
Perbedaan itu terjadi karena kurang telitinya dalam mengamati maupun dalam
kesalahan membuat larutan.
Dari berbagai reaksi diatas dapat
diketahui bahwa anoda adalah tempat terjadinya reaksi oksidasi dan disebut
elektrda negatif. Dan katoda merupakan tempat terjadinya reaksi reduksi yang
disebut elektrode positif.
b. Fungsi
Jembatan Garam
Fungsi
jembatan garam adalah untuk menyetarakan kation dan anion dalam larutan.
Misalnya dalam larutan ZnSO4 terjadi kenaikan jumlah ion Zn2+
dan dalam larutan CuSO4 terjadi penurunan jumlah ion Cu2+.
Sedangkan banyaknya kation harus setara dengan anion. Untuk menyetarakannya,
maka ke dalam larutan ZnSO4 masuk anion Cl-- dari
jembatan garam sesuai bertambahnya ion Zn2+
VII.
Kesimpulan
1. Dari data pengamatan, diketahui bahwa reaksi yang
mempunyai beda potensial positif adalah yang mengalami reaksi redoks secara
spontan. Reaksi redoks spontan terjadi apabila sel anode lebih mudah
terdoksidasi dan sel katode lebih mudah tereduksi.
2. saat
Zn dan Cu direaksikan Zn bermuatan negatif dan Cu bermuatan positif, nilai E0
bernilai 0,9 V. Saat Zn dan Mg bereaksi Zn bermuatan positif, Mg bermuatan
negatif dan nilai E0 0,75 V. Saat Mg dan Cu bereaksi, Mg bermuatan negatif, Cu bermuatan
positif dan nilai E0 1,4 V.
VIII.
Daftar
Pustaka
Utami,
Budi, dkk. 2009. Kimia 3 : Untuk SMA/MA Kelas XII IPA. Jakarta: Pusat
Perbukuan Depdiknas
http://koalaungu.blogspot.com/2012/05/laporan-potensial-sel.html
http://getupbangkit.blogspot.com/2010/09/daftar-isi-halaman-judul.html